Mazda RX-8 Blogger Template

This is Description

Sabtu, 27 Agustus 2011

6 Tahun Jadi TKI, Hana Sukses Buka Toko dan Perwakilan PPTKIS

6 Tahun Jadi TKI, Hana Sukses Buka Toko dan Perwakilan PPTKIS
Friday, 05 August 2011 10:21
Agustina Hana Honro
Sepulang dari Taiwan pada 2002 itulah, Hana (begitu sapaan akrab Agustina Hana Honro, red.). -- yang ditemui di sela-sela dialog bersama TKI purna dan calon TKI dengan Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat dalam acara Safari Ramadhan Tahun 2011 di Sulawesi Tengah itu -- menuturkan, dirinya langsung memulai usahanya di perusahaan jasa Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) sebagai perwakilan di Palu.
Palu, BNP2TKI (05/08) -- Bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sifatnya hanya sementara. Lantaran peluang kerja di dalam negeri sangat terbatas. Namun peluang yang sementara itu, hendaknya digunakan untuk membuka peluang kerja baru di tanah air.
Inilah yang dilakukan oleh Agustina Hana Honro (39 tahun) selama enam tahun menjadi TKI, dua tahun sebagai baby sister di Singapura (1996 - 1998), dan empat tahun menjadi pembantu perawat di Taiwan (1998 - 2002).
Sepulang dari Taiwan pada 2002 itulah, Hana (begitu sapaan akrab Agustina Hana Honro, red.). -- yang ditemui di sela-sela dialog bersama TKI purna dan calon TKI dengan Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat dalam acara Safari Ramadhan Tahun 2011 di Sulawesi Tengah itu -- menuturkan, dirinya langsung memulai usahanya di perusahaan jasa Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) sebagai perwakilan di Palu.
Secara khusus ia merekrut, melatih, dan menempatkan para calon TKI ke Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Hongkong.
Di bidang jasa PPTKIS di Palu ini, Hana menjelaskan, ia menjadi Kepala Cabang pada PT Antar Bangsa Citra Dharma Indonesia (2002 - 2005), lalu pindah pada PT Sukma Karya Sejati (2005 - 2006), kemudian pindah pada PT Manpower Indonesia (2007 - 2009), dan pada PT Sukses Mandiri Utama (2009 - sekarang).
Hana menuturkan, pengalamannya di bidang jasa rekrut calon TKI di Palu pada awalnya terbilang lumayan. Setidaknya, dalam setiap bulannya bisa memberangkatkan 20 TKI ketiga tersebut, yakni: Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
"Dari jasa rekrut calon TKI ini, waktu itu sudah lebih dari cukup untuk hidup di Kota Palu," kata Hana. Namun di dalam perkembangannya, lanjut Hana, kalau biaya kehidupan hanya menggantungkan pada jasa kerja rekrut calon TKI tidak mungkin bisa diandalkan.
Itulah sebabnya, pada 2005 , Hana mulai merintis usaha toko sepatu dan pakaian yang berlokasi di Jalan Monginsidi 109 Palu, Sulawesi Tengah.
Dari usaha toko sepatu dan pakaian, Hana mengaku, pada saat ini rata-rata penghasilan perbulannya sekitar Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Kendati sudah membuka usaha sendiri, namun Hana belum mau melepas pekerjaannya di bidang jasa rekrut calon TKI di Kota Palu dan sekitarnya.
"Bekerja di bidang jasa rekrut calon TKI, khususnya yang akan ditempatkan di Singapura, Malaysia, dan Taiwan di Kota Palu dan sekitarnya untuk saat ini tidak banyak diharapkan fee-nya. Yang saya lakukan lebih banyak memberikan bantuan," papar Hana yang telah dikaruniai seorang anak Samuel Juan Honro (4 tahun) dari buah pernikahannya dengan Andre Mulyadi ini.
"Penghasilan saya dari toko sepatu dan pakaian sudah lebih dari cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," katanya menambahkan.
Dari usaha toko dan pakaian ini, sekarang Hana mempekerjakan empat karyawan. "Saya cukup bahagia karena bisa membantu sesama dari usaha ini. Juga ikut mengurangi jumlah pengangguran meskipun baru empat orang," pungkas Hana.***(Imam Bukhori)

0 komentar:

Posting Komentar